LAPORKAN TIKUS TIKUS KANTOR DAN PENJABAT PENJABAT YG MALING/KORUPSI KE KPK AYO SPA BERANI

Rabu, 09 April 2014

QUICK COUNT PEMILU 2014 DEMOKRRASI MONEY POLITIK DAN KONSEKWENSINYA

Semua partai politik yang ikut berkompetisi saat ini terlibat korupsi, dan yang menjadi ‘king of the king partai’ terkorupsi, adalah Golkar dan democrat ,Sampai- Sampai al-Qur'an pun menjadi objek korupsi oleh anggota DPR Golkar.

Banyaknya para polilitisi yang menghalalkan segala cara dan menuhankan uang pada periode pemilu tahun 2014, dalam  mencapai kemenangan ,adalah sumber malapetaka bagi negeri  ini, dan hanya akan melahirkan  para anggota dewan maling baru  karena tingginya nominal untuk mencapai kursi di senayan  dan jangan heran jika GOLPUT adalah partai pemenang mutlak pada pemilu tahun 2014, apabila kenyataan ini terus berlanjut, dan sistim rekrutmen anggota wakil rakyat masih terus dipertahankan seperti ini maka untuk tahun 2019 yang akan datang rakyat yang golput akan semakin banyak dan jangan-jangan rakyat tidak mau memilih ,sama sekali atau golput semuanya.

Demokrasi yang kotor juga menghasilkan wakil rakyat yang tidak bertanggung jawab. Terlihat dari banyaknya wakil rakyat yang absen di setiap persidangan dan semakin meningkat menjelang pemilu 2014. Faktanya, 90% anggota DPR saat ini kembali mencalonkan diri di Pemilu 2014. Artinya, dari 560 anggota DPR, 501 di antaranya kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPR di periode 2014-2019.

Mereka yang menjadi caleg incumbent memanfaatkan waktu menjelang pemilu untuk melakukan kampanye melalui politik pencitraan ke daerah-daerah. Lebih sadisnya lagi, baru 20 dari 77 RUU dalam program legislasi nasional yang rampung selama masa sidang 2013.

Disamping budaya politik uang, harapan tercapainya demokrasi yang utuh pun semakin jauh akibat terus meningkatnya angka golput. Banyak alasan yang dilontarkan masyarakat untuk golput.

Mereka mengatakan tidak ada pribadi yang pantas untuk memimpin, siapapun pemimpinnya pasti tidak akan ada perubahan dan akan tetap korupsi, kolusi, dan nepotimse. Sekarang ditambah lagi, penyakit pejabat publik, yaitu selingkuh dan hobinya zina.

Akibat demokrasi bobrok itu, maka angka golput yang semakin tinggi, dan seperti momok yang lebih menakutkan. Hal ini terlihat dari semakin tidak acuhnya masyarakat terhadap pemimpin mereka kelak.

Menurut Pusat Studi dan Kawasan UGM persentase golput tahun 2004 sebesar 23,34% meningkat menjadi 39,1% tahun 2009. Bahkan, Lembaga Survei Indonesia memprediksi persentase golput pemilu tahun 2014 akan terus bertambah dan menembus angka 40%-50%.

Di sisi lain, politik uang dinilai tidak lagi begitu efektif mempengaruhi pilihan rakyat. Karena rakyat semakin cerdas memanfaatkan peluang ekonomi mereka. Mereka menganggap pemilu adalah ajang mendapatkan uang dengan cuma-cuma. Mereka menerima uang dari siapa saja tetapi belum tentu memilih, apalagi memilih yang memberikan uang.

Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat akan manfaat sejatinya demokrasi. Diantaranya, dengan menurunkan tingkat korupsi dan melahirkan wakil rakyat yang berkualitas dan pro rakyat.

Rakyat sudah tidak dapat percaya lagi dengan demokrasi dan pemilu. Karena, tidak mampu melahirkan pemimpin yang memiliki karakter sebagai negarawan, jujur, amanah, adil, dan sangat memperhatikan rakyat kecil. Justru para maling, koruptor, dan penzina yang menang.

Untuk melihat hasil penghitungan cepat, bisa bisa klik di sini.

melihat hasil perhitungan cepat pemilu tahun 2014 ini bahwa golput memenangkan pemilu tahun ini artinya rakyat sudah tidak percaya  lagi sama wakil wakil mereka yang duduk di dpr.hal ini perlu ditanggapi serius oleh pemerintah sehingga kepercayaan rakyat akan pulih kembali baik mengenai banyaknya partai yang ikut pemilu atau cara rekrutmen dari calon wakil wakil rakyat yang ikut kompetisi serta moral dan etika mereka dan  harus ada perubahan secara total dibidang birokrat serta bidang yudikatif karena disanalah  biang masalah di negeri ini

tetapi jika partai PDIP yang menang dalam pemilihan ini melakukan koalisi dengan partai yang anggotanya banyak yang koruptor maka jalannya  pemerintah indonesia tidak akan jauh beda dengan pemerintahan sebelumnya,,,jadi menurut hemat kami sebaiknya PDIP melakukan koalisi dengan partai seperti NASDEM, dengan demikian akan tercipta koalisi di kabinet yang simple, efektif dan mempunyai kesamaan visi dan misi yang sama ,,yakni melahirkan pemimpin yang pro rakyat dan melayani rakyat dengan tulus,..by lahama malanda uta